Selasa, 01 April 2014

Jika tuhan mendengar


Seharusnya aku sedang disibukkan dengan jadwal kuliah yang padat dan tugas-tugas menumpuk setiap malam.
Bergaul dengan teman-taman kampus, hang out di kafe bareng sahabat. Merasakan berorasi besar-besaran. Hahaha~
Tidak, aku masih disini dengan setumpuk pekerjaan rumah. Ya, benar benar hanya dirumah dan bekerja.

Surat yang sudah kurancang tak pernah dibaca. Dikertas itu tertulis keinginanku untuk bersekolah lagi.
Tinggal bersama orang-orang yang ku namai ‘keluarga’ tapi apalah daya, suratan takdir ku tertulis berbeda.
Aku lelah tuhan, sangat lelah.

Umurku 18tahun tapi aku dipaksa untuk memahami yang tak ingin ku mengerti, memperlajari yang tak ingin ku baca. Melihat yang tak pantas di pertontonkan.
Menjadi perempuan yang lebih sering menangis dari pada tertawa, yang palimg sering iri dan marah-marah, paling suka mengutuk dari pada berdoa.
Tuhan, kata guru mengajiku engkau bukanlah manusia sepertiku. Tapi aku yakin engkau bisa mendengar, bisa membaca, bisa mengerti dan paham. Atau lebih dari segala yang ku tulis.
Ku yakin, dengan aatu kata ‘Maha’ kau bisa menunjukkan betapa berkuasanya engkau di banding masalahku.
Tuhan, oh tuhan…
BISA BACAKAN?
Ini untuk mu, keluhan yang tak bisa ku sampaikan pada manusia yang ku sebut orang tua.


#homesweethome #brokenhome #brokendream

Tidak ada komentar:

Posting Komentar